Review Buku : Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Oleh
SRI ULFAH
- Pengertian Kurikulum
- Komponen-Komponen Kurikulum
- Fungsi dan Kedudukan Kurikulum
- Orientasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam
- Kerangka Dasar dan Prinsip Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam
- Pengertian Pengembangan Kurikulum
- Landasan Pengembangan Kurikulum
- Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
- Desain dan Model Pengembangan Kurikulum
- Pengertian KTSP
- Tujuan dan Landasan Penerapan KTSP
- Karakteristik KTSP
- Struktur dan Muatan Kurikulum KTSP
- Kalemder Pendidikan
- Kurikulum Muatan Lokal dan Pengembangan Diri
- Acuan Operasional Penyusunan KTSP
- Penyusunan dan Pengemasan Dokumen KTSP
- Implementasi Kurikulum KTSP
- Strategi Implementasi KTSP
- Faktor-Faktor Keberhasilan Implementasi KTSP
- Pengertian Belajar dan Pembelajaran
- Teori-Teori Belajar Menurut Barat
- Teori Belajar Menurut Unesco
- Teori Belajar Menurut Islam
- Motivasi Belajar
- Pengertian Motivasi Belajar
- Motivasi Dalam Pandangan Islam
- Macam-Macam dan Fungsi Motivasi
- Berbagai Upaya Guru Dalam Membangkitkan Motivasi Belajar
- Berbagai Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
- Prestasi Belajar
- Pengertian Prestasi Belajar
- Ragam Prestasi Belajar
- Cara Mengukur Prestasi Belajar
- Macam-Macam Prestasi Belajar
- Prestadi Dalam Bidang Kognitif
- Perbedaan Pendekatan, Metode dan Teknik Belajar
- Metode Pembelajaran
- Prinsip-Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran
- Ragam Metode Pembelajaran dan Tahapan Pelaksanaannya
- Metode Ceramah
- Metode Diskusi
- Metode Demonstrasi
- Metode Simulasi
- Netode Proyek
- Pengertian Media Pembelajaran
- Kegunaan Media dalam Pembelajaran
- Jenis-jenis Media Pembelajaran
- Keterampilan dalam Memilih Media Pembelajaran
- Sumber Perbelajaran
- Pengertian Sumber Pembelajaran
- Jenis-jenis Sumber Pembelajaran dan Pemanfaatannya
- Manfaat SUmber Pembelajaran
- Pemanfaatan Teknologi Informasi Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran
- Fungsi dan Manfaat Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
- Pemanfaatan e-Learning dalam Pembelajaran
- Etika Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
- Pengertian Pendidikan Agama Islam
- Landasan Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
- Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
- Peran dan Fungsi Pendidikan Agama Islam dalam Membangun SDM
- Pembelajaran Bahasa Arab di Madratsah
- Metode Pembelajaran Bahasa Arab
- Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses
- Latar Belakang dan Tujuan Implementasi Pendekatan
- Keterampilan Proses
- Berbagai Kemampuan yang Dikembangkan
- Langkah-langkah Pelaksanaan dan Pembelajaran
- Pengertia Pembelajaran Kooperatif
- Alasan Implementasi Pembelajaran Kooperatif
- Tujuan Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif
- Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
- Model-Model Pembelajaran Kooperatif
- Tahapan Pembelajaran Kooperatif
- Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
- Pengertian Strategi Pembelajaran Kontekstual
- Landasan Pembelajaran Kontekstual
- Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran Konvensional
- Tujuan Pembelajaran Kontekstual
- Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
- Komponen-komponen Pembelajaran Kontekstual
- Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual
- Pengertian Strategi Pembelajaran Guide Note Taking
- Tujuan Penerapan Guide Note Taking dalam Pembelajaran
- Langkah-langkah Strategi Guide Note Taking dalam Pembelajaran
- Cara Penggunaan Guide Note Taking dalam Pembelajaran
- Kelebihan dan Kekurangan Strategi Guide Note Taking
- Strategi Pembelajaran PQ4R dalam Pembelajaran
- Latar Belakang dan Tujuan Penerapan Strategi Pembelajaran PQ4R
- Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi PQ4R dalam Pembelajaran
1. Muhammad Muzamil al-Basyir menyebutkan bahwa kurikulum adalah “Jami’u
Maa tuqarriruhu al-Madrasati wa Taraahu Dharuriyan li al-Talamidz, Ba’da nadhri
an-hajatihi wa Qadratihi wa Muyulihi wa Baidan al-Washthi al-Ijtima’l
wal-Hayati al-Ijtimaiyati allati Tandoruhu fi al-Mustaqbal” yang artinya
kurikulum merupakan mata pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan
dipelajari oleh siswa. Pandangan ini merupakan pandangan lama (tradisional) yang
sudah ada sejak zaman Yunani kuno, dalam lingkungannya ini masihlah dipakai
hingga sekarang
2. Robert S. Zais mengatakan “a resoourch of subject matters to
be mastered”, pendapat ini identik dengan bidang studi dan mirip dengan
pendapat Muhammad Muzamil al-Basyir. Kurikulum didefinisikan sebagai sejumlah
materi pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik untuk
memperoleh sejumlah pengetahuan, yang telah tersusun secara sistematis dan
logis.
Untuk
pembahasan lebih lanjut, Majid memandang bahwa kurikulum dapat dilihat dan
digolongkan dari berbagai sudut pandang sebagai berikut:
1.
Kurikulum dapat dilihat
sebagai produk , yakni sebagai hasil karya pengembangan kurikulum, biasanya
dalam suatu panitia. Hasilnya situangkan dalam bentuk buku atau pedoman
kurikulum, misalnya sejumlah mata
pelajaran yang harus diajarkan. Inilah yang disebut dokumen kurikulum.
2.
Kurikulum dapat dipandang
sebagai program, yakni alat yang diajukan oleh sekolah atau madatsah
untuk mencapai tujuannya. Ini dapat berupa mengajarkan berbagai mata pelajaran,
tetapi dapat juga meliputi segala kegiatan yang dianggap dapat mempengaruhi
perkembangan siswa. Misalnya perkumpulan sekolah, peetandingan, pramuka, warung
sekolah dan lain-lain.
3.
Kurikulum dapat pula
dipandang sebagai hal-hal yang dapat diharapkan akan dipelajari siswa, yakni
pengetahuan,sikap, keterampilan tertentu. Apa yang diharapkan akan dipelajari
tidak akan selalu sama dengan apa yang
benar-benar dipelajari.
4.
Kurikulum sebagai pengalaman
siswa. Ketiga pandangan diatas berkenaan dengan perencanaan kurikulum. Sedangkan
pandangan yang ke empat ini mengenai apa yang sevara aktual menjadi kenyataan
pada setiap siswa. Ada kemungkinan, bahwa apa yang diwujudkan pada diri anak
berbeda dengan apa yang diharapkan menurut rencana.
Terdapat beberapa
gagasan mengenai kurikulum, yaitu:
1.
Whole curriculum
2.
The hidden curriculum
3.
Komponen-komponen kurikulum
4.
Peranan kurikulum
5.
Funugsu kurikulum
6.
Pendekatan studi kurikulum
Komponen-komponen
kurikulum terdiri atas tujuan, program atau materi, proses dan evaluasi. Adapun
fungsi kurikulum adalah sebagai wahana dan media konservasi, inteleransi
dan kristalisasi, tetapi juga merupakan wahana media dan transformasi. Orientasi kurikulum Pendidikan Agama Islam
mencakup 3 hal, yakni:
1.
Orientasi pada perkembangan
peserta didik
2.
Orientasi lingkungan sosial
3.
Orientasi pada perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kerangka dasar dan prinsip penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam adalah pendiidkan yang berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam yang terkandung dalam al-Quran dan Hadits. Maka kurikulum pendidikan Islam harus bersumber daripada al-Quran dan hadits sebagai rujukan pertama. Didalam itu lagi ditemukan 2 kerangka dasar nya, (1) tauhid dan (2) membaca.
Bab II : Pengembangan Kurikulum
Pada bab ini
menjelaskan istilah pengembangan kurikulum, insur siklus kurikulum, alasan
kurikulum harus diperhatikan, dasar-dasar kurikulum, sumber kurikulum dan
pembahagian kurikulum. Buku ini juga membahas landasan kurikulum menurut para
ahli hingga terdapat 5 landasan, yaitu :
1.
Landasan filosofis
2.
Landasan psikologi
3.
Landasan sosiologis atau
landasan budaya
4.
Landasan perkembangan ilmu
dan
5.
Landasan religius.
Kemudian
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menurut Hamalik paling tidak terdapat 8
prinsip sebagai berikut:
1.
Prinsip berorientasi pada
tujuan
2.
Prinsip relevansi
(kesesuaian)
3.
Prinsip efisiensi dana
efektivitas
4.
Prinsip fleksibilitas
5.
Prinsip berkesinambungan
6.
Prinsip keseimbangan
7.
Prinsip keterpaduan
8.
Prinsip mutu.
Selanjutnya
pembahasan mengenai desain dan pengembangan kurikulum, Rusman dalam buku Managemen
Pengembangan Kurikulum menyebutkan beberapa pengembangan desain kurikulum,
sebagai hasil kajian dari beberapa sumber. Diantaranya desain kurikulum yaitu;
1.
Berorientasi pada disiplin
ilmu
2.
Berorientasi pada
masyarakat
3.
Desain yang beroirientasi
pada peserta didik
Bab III : Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
Pada bab ini
menjelaskan pengertian KTSM dan implementasinya. Lalu terdapat penjelasan dan
landasan pelaksanaan KTSP yang menjelaskan tujuan khususnya sebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu
pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
2. Meningkatkan
kepedulianwarga sekolah/madrasah dan masyarakat dalam mengembangkan kurikulum
melalui pengambilan keputusan secara bersama.
3.
Meningkatkan komposisi yang
sehat antar satuan pendidikan sekolah/madrasah tentang kualitas dan
mutupendidikan yang akan dicapai.
Berdasarkan
karakteristik KTSPmenurut Kunandar memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
KTSP lebih menekankan pada
aspek pencapaian kompetensi peserta didik baik secara individual maupun
klasikal. Dalam KTSP peserta didik dibentuk unutk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan nilai, sikap dan minat yang pada akhirnya yang akan
terbentuk pribadi yang terampil dan mandiri.
2.
KTSP berorientasi pada
hasil belajar (learning outcome) dan keberagaman
3.
Penyampaian dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi (multi method)
4.
Sumber belajar bukan hanya
guru, tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
5.
Penilaian menekankan pada
proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan dan pencapaian.
Menurut
Mulyasa dapat dikemukakan bahwa karakterisktik KTSP adalah sebagai berikut; (a)
pemberian otonom yang luas kepada satuan pendidikan, (b) partisipasi masyarakat
dan orangtua yang tinggi (c) Kepemimpinan yang demokratis dan profesional, (d)
tim-tim kerja yang kompak dan transparan.
Struktur
kurikulum KTSP paling tidak memuat;
1.
Mata pelajaran
2.
Muatan lokal
3.
Kegiatan pengembangan diri
4.
Pengaturan beban belajar
5.
Kenaikan kelas
6.
Penjurusan
7.
Kelulusan
8.
Pendidikan kecakapan hidup
9.
Pendidikan berbasis
keunggulan lokal dan global.
Selanjutnya
pembahasan mengenai kalender pendidikan yang merupakan time og scheduleatau
pengatur waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Kalender pendidikan disusun
sesuai dengan kebutuhan karakteristik satuan pendidikan sekolah/madrasah,
kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan tetap mempedomani kalender
pendidikan yang bersifat nasional.
Dalam KTSP muatan
lokal adalah kegiatan kurikuler unutk mengembangkan kompetensi uang sesuai
dengan kondisi, karakteristik dan potensi serta keunggulan daerah. Subtansi
muatan lokal ditentukan oleh tim pengembang KTSP pada masing-masing satuan
pendidikan. Sedangkan pengembangan diri adalah kegiatan konseling dan
ekstrakulikuler yang bertujuan unutk memberikan kesempatan kepada peserta didik
unurk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan potensi, kebutuhan,
bakat dan minat, serta karakteristik peserta didik sesuai dengan kondisi
madtasah. Pengembangan diri bukan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru,
tetapi bisa dibimbing oleh konselor dan tenaga pendidikan yang membina kegiatan
ekstra kurikuler.
Ekstra
kurikuler merupakan penyelenggara kegiatan yang yang memberikan kesempatan luas
kepada pihak sekolah, pada gilirannya menuntut kepala sekolah guru, peserta
didik, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya untuk secara kreatif
merancang sejumlah kegiatan sebagai muatan kegiatan ekstrakurikuler. Satuan pendidikan
dapat melaksanakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler ynag disesuaikan dengan
minat, bakat dan kebutuhan peserta didik. Berbagai kegiatan yang dapat
dirancang oleh guru antara lain:
1.
Program keagamaan
2.
Pelatihan profesional
3.
Organisasi peserta didik
4.
Kegiatan kepramukaan
5.
Study tour dan waktu
luang
6.
Program Live-in-exsosure
7.
Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS)
8.
Palang Merah Remaja (PMR)
9.
Pembinaan bakat dan minat
Kegiatan
pengembangan diri juga dapat dilakukan dalam bentuk layanan konseling yang
berkenaan dengan pengembangan pribadi dan kehidupan sosial, masalah belajar,
dan pengembangan karir peserta didik, untuk pengembangan kreatifitas dan karir
peserta didik.
Acuan
operasional penyusunan KTSP berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) adalah sebagai berikut:
1.
Peningkatan iman dan takwa
serta akhlak yang mulia
2. Peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta
didik
3.
Keragaman pitensi dan
karakter daerah dan lingkungan
4.
Tuntutan pembangunan daerah
dan nasional
5.
Tuntutan dunia kerja
6.
Perkembangan ilmu
pengetahuan
7.
Agama
8.
Dinamika perkembangan
sosial
9.
Persatuan nasional dan
nilai-nilai kebangsaan
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat dan memperhatikan
kelestarian keragaman budaya
11. Keseteraan gender
12. Karakteristik satuan pendidikan
Penyususunan
dan kemasan dokumen KTSP dalam implementasi dan pengembanyannya menurut
Mulyasa paling tidak ada 4 hal yang harus diperhatikan oleh para pengembang
KTSP yakni, (1) pembentukan tim kerja, (2) penyusunan draft KTSP, (3) Revisi
dan (4) finalisasi.
Implementasi
kurikulum adalah orientasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial
atau tertulis, yang tersimpan dalam “dokumen kurikulum”, atau “konseptual
kurikulum” menjadi “kurikulum actual” yang nyata dalam bentuk kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian, implementasi kurikulum merupakan interpretasi
guru terhadap kurikulum yang di jelaskan
dalam silabus pembelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai
rencana pembelajaran tertulis.
Strategi
implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menurut Mulyasa ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat berjalan lancar dan diterima
seluruh pihak , yaitu:
1.
Melakukan sosialisasi KTSP
pada satuan pendidikan
2.
Menciptakan suasana yang
kondusif disekolah/madrasah
3.
Mengembangkan fasilitas dan
sumber belajar
4.
Membina disiplin
5.
Mengembangkan kemandirian
kepala sekolah atau kepala madrasah
6.
Mengubah paradigma guru
7.
Memberdayakan staf tenaga
kependidikan
Faktor-faktor
keberhasilan implementasi KTSP menurut Rusman diantaranya adalah
1.
Manajemen sekolah
2.
Pemanfaatan sumber belajar
3.
Penggunaan media
pembelajaran
4.
Penggunaan stategi dan
model-model pembelajaran
5.
Kinerja guru
6.
Panduan pelaksanaan
kurikulum, dan
7.
Monitoring pelaksanaan
kurikulum/pembelajaran.
Bab IV Konsep belajar dan
pembelajaran
Pengertian
belajar, pada bagian ini membahas tentang istilah belajar secara etimologis
yang meruoakan terjemahan dari kata learning. Belajar merupakan
terjadinya suatu proses perubahan tingkah laku, Surya menyebutkan ada beberapa contoh,
seperti:
1. Perubahan yang disadari dan
disengaja. Perubahan perilaku ini terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja
dari yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasilnya, individu yang bersangkutan
menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan.
2. Perubahan yang
berkesinambungan. Perubahan ini pada dasarnya merupakan kelanjutan dari
pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya.
3 Perubahan fungsional. Setiap
perubahan yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kehidupan individu yang
bersangkutan, baik untuk masa sekarang ataupun masa mendatang.
4.
Perubahan yang bersifat
positif. Perubahan tersebut bersifat normatif dan menunjukkan ka arah
kemajuannya.
5. Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, maka individu yang bersangkutan wajib aktif
dalam upaya melakukan perubahan.
6. Perubahan yang bersifat
permanen. Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung
menetap, dan menjadi bagian melekat dalam dirinya.
7. Perubahan yang bertujuan
dan terarah. Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin
dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
8. Perubahan perilaku secara
keseluruhan. Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh
pengetahuan semata tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan
keterampilannya.
Pengertian
pembelajaran, pada bagian ini membahas pengertian pembelajaran secara etimologis
dan terminologis. Secara etimologis menurut Jayadi kata pembelajaran
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris introduction yang bermakna
upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang menurut berbagai upaya (effort)
dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan.
Dalam
pengertian terminologis, pembelajaran dikatakan oleh Corey Konsep pembelajaran
menurut Corey dalam Sagala (2003: 61) adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap
situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Dengan
demikian dapat dipahami bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa atau
peserta didik belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar siswa.
Teori-teori
belajar menurut barat, salah satunya yang terkenal adalah B.F Skinner yang berpendapat “ Laerning is a process of progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi
perilaku yang bersifat progresif.
Dalam menerapkan
teori Skinner, guru perlu memperhatikan dua hal yang penting, yaitu (1)
pemilihan stimulus yang diskriminatif, dan (2) penggunaan penguatan. Langkah-langkah
pembelajaran berdasarkan teori kondisioning operan sebagai berikut :
1. Mempelajari keadaan kelas.
Guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku
negatif diperlemah atau dikurangi.
2. Membuat daftar penguat positif. Guru mencari
perilaku yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman, dan
kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat.
3.
Memilih dan menentukan
urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya.
4. Membuat program
pembelajaran. Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki,
penguatan, waktu mempelajari perilaku, dan evaluasi. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru
mencatat perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil. Ketidak berhasilan
tersebut menjadi catatan penting bagi modifikasi perilaku selanjutnya.
Selain itu pada buku ini juga mengangkat teori belajar menurut Bloom, Bruner, Throndlike, hingga menurut pandangan Islam.
Bab V: Motivasi dan Prestasi
belajar
Motivasi
belajar Secara etimologis,
motif atau dalam bahasa Inggrisnya motive, berasal dari
kata motion, yang berarti “gerakan”
atau “sesuatu yang bergerak”, yaitu keadaan di dalam diri pribadi orang yang
mendorongnya untuk melakukan suatu aktivitas atau kegiatan tertentu.
Sudirman
mengatakan ada tiga elemen penting dalam motivasi:
1.
Bahwa motivasi itu
mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem
“neurophysiological” yang ada pada organisme sendiri. Karena menyangkut
perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri
manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2.
Motivasi ditandai dengan
munculnya, rasa”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan
dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan
tingkah-laku manusia.
3.
Motivasi akan dirangsang
karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon
dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia,
tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain.
Istilah
motivasi dalam agama Islam sering diistilahkan dengan niat Islam mengajarkan
bahwa sahnya seseorang melakukan suatu perbuatan akan sangat ditentukan oleh
motivasinya. Oleh karena itu motivasi dalam ajaran Islam memiliki posisi yang
sangat penting dan menentukan misalnya dapat kita jumpai dalam salah satu hadis
nabi Muhammad saw., yang artinya “Sesungguhnya setiap amal perbuatan sangat
tergantung pada niatnya dan bagi setiap manusia (hasilnya) sangat tergantung
kepada niatnya dan bagi setiap manusia hasilnya tergantung pada apa yang
diniatkannya maka barang siapa berhijrah karena Allah dan rasul-Nya, maka
hijrahnya itu karena Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena
dunia yang ingin dia dapatkan atau perempuan yang ingin Ia nikahi maka
hijrahnyaitiu tergantung kepada apa yang Ia niatkan.” (HR Bukhari dan Muslim)
Macam-macam
motivasi, penggolongan motivasi ini banyak macamnya dan masing-masing tidak
bersifat mutlak karena dibuat semata-mata untuk mempermudah mempelajarinya.
Salah satu penggolongan motivasi yang didasarkan atas pembentuknya. Menurut Sardiman
bahwa motivasi ditinjau dari dasar pembentukan dibagi ke dalam dua bagian yaitu
pertama motif-motif yang bersifat bawaan yaitu motif yang dibawa sejak lahir. Contohnya
adalah motivasi seseorang untuk makan, minum, bekerja, beristirahat dan
melakukan hubungan seksual. Jenis motivasi yang pertama ini timbul bukan karena
dipelajari, sedangkan yang kedua motif-motif yang dipelajari maksudnya motif
yang timbul karena dipelajari. Contohnya adalah motivasi seseorang untuk
belajar suatu disiplin ilmu pengetahuan atau motivasi untuk mengajar suatu di
dalam masyarakat.
Rusyan
menyebutkan bahwa secara umum motivasi dibagi menjadi dua jenis yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang hidup
di dalam diri peserta didik dan berguna dalam motivasi situasi belajar yang
fungsional. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang disebabkan oleh
faktor-faktor dari luar situasi belajar seperti angka kredit, ijazah, tingkatan,
hadiah, medali, pertentangan dan persaingan. Jenis motivasi yang ekstensik ini
tetap diperlukan dalam pembelajaran di sekolah karena pembelajaran di sekolah
tidak semuanya menarik minat peserta didik atau sesuai dengan kebutuhannya.
Menurut
Nasution menjelaskan fungsi motivasi adalah sebagai berikut, (a)
mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi, (b) menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai, (c) penyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan mengesampingkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat. Selain itu motivasi juga berfungsi
sebagai perantara pada manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Suatu
perbuatan dimulai dengan adanya suatu ketidak seimbangan atau dalam diri
individu. Keadaan yang tidak seimbang ini tidak menyenangkan bagi individu yang
bersangkutan sehingga timbul kebutuhan untuk meniadakan keseimbangan tersebut. Hal
inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motivasi untuk berbuat sesuatu
menurut Ngalim Purwantofungsi Motivasi adalah pendorong timbulnya perbuatan
atau tindakan pengaruh perbuatan atau menentukan perbuatan yang harus ditepati
dan menyeleksi perbuatan atau menentukan perbuatan yang harus dilakukan.
Berbagai
upaya guru dalam membangkitkan motivasi belajar yaitu:
1.
Memberi angka
2.
Menumbuhkan kesadaran pada
diri siswa untuk mencapai prestasi yang baik dan menjaga harga dirinya
3.
Memberi hadiah kepada
peserta didik
4.
Kompetisi atau persaingan,
baik tentang individu atau kelompok
5.
Memberi tes mengetahui
hasil kegiatan
6.
Memberikan hukuman
7.
Memberikan pujian
8.
Menumbuhkan hasrat untuk
belajar
9.
Membangkitkan siswa dengan
cara-cara sebagai berikut:
a.
Membangkitkan adanya suatu
kebutuhan
b.
Menghubungkan dengan
pengalaman yang lampau, dan
c.
Menggunakan berbagai bentuk
mengajar
10.
Tujuan yang diakui dan
diterima baik oleh siswa akan merupakan alat motivasi yang penting sebab dengan
memahami tujuan yang harus dicapai maka akan menimbulkan gairah untuk terus
belajar.
Adapun cara
membangkitkan motivasi siswa menurut Uzer Ustman adalah:
1.
Kompetensi (persaingan)
guru berusaha menciptakan persaingan di antara siswa untuk meningkatkan
prestasi belajarnya.
2.
Pace making (membuat
tujuan sementara)
3.
tujuan yang jelas, motif
mendorong individu mencapai tujuan yang jelas
4.
kesempatan untuk sukses
5.
minat yang besar, motif
akan timbul jika individu memiliki minat yang besar
6.
mengadakan penilaian atau
tes
Ciri-ciri
seseorang memiliki motivasi belajar menurut Sardiman di antaranya adalah:
1.
Tekun menghadapi tugas (dapat
bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum
selesai).
2.
Ulet menghadapi kesulitan (tidak
lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3.
Menunjukkan minat terhadap
bermacam-macam masalah.
4.
Lebih senang bekerja mandiri.
5.
Cepat bosan pada tugas yang rutin
(hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang
efektif.
6.
Dapat mempertahankan pendapatnya
(kalau sudah yakin akan sesuatu).
7.
Tidak mudah melepaskan hal yang
diyakini itu.
8.
Senang mencari dan memecahkan
masalah soal-soal.
Berbagai faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar berupa internal peserta
didik, kualifikasi guru, orang tua (keluarga).
Prestasi
belajar adalah hasil belajar yang dapat dicapai oleh individu setelah
melaksanakan serangkaian proses belajar. Dengan demikian, belajar berhubungan
dengan perubahan dalam individu sebagai hasil pengalaman individu dengan
lingkungannya. Selain itu dapat pula dikatakan bahwa belajar itu adalah suatu
proses perubahan perilaku sebagai hasil usaha individu yang berdasarkan
pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. Prestasi belajar adalah hasil
belajar dan serangkaian proses kegiatan belajar yang disengaja dan dilakukan
secara sadar.
Ragam fungsi
prestasi menurut beberapa pendapat ahli dalam kegiatan pembelajaran prestasi
ini memiliki beberapa fungsi yang sangat penting. Di antara fungsi-fungsi
belajar sebagaimana dikatakan oleh Z. Arifin adalah sebagai berikut
1.
Sebagai indikator kualitas dan
kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh peserta didik
2.
Sebagai pemuasan hasrat ingin tahu
3.
Sebagai bahan informasi dan inovasi
pendidikan
4.
Sebagai indikator intern dan ekstern
dan institusi pendidikan
5.
Dapat dijadikan indikator terhadap
daya serap atau kecerdasan peserta didik
Cara mengukur
prestasi belajar peserta didik adalah dengan mengadakan tes. Tes prestasi
bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil yang dicapai siswa dalam belajar
dalam dunia pendidikan, apalagi pendidikan formal seperti sekolah dan Madrasah,
pentingnya pengukuran prestasi belajar tidaklah disangsikan lagi. Sebagaimana
diketahui, proses pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang memerlukan
waktu,dana dan usaha kerjasama berbagai pihak. Berbagai faktor dan aspek terlibat
dalam proses pendidikan secara sendirinya berhasil mencapai suatu tujuan yang
digariskan tanpa interaksi berbagai faktor pendukung yang ada dalam sistem
pendidikan tersebut.
Macam-macam
prestasi belajar, dalam mengembangkan jenis-jenis prestasi atau hasil belajar ini
belum dalam bukunya “The Taxonomy Of Education Obcjectives” yang
kemudian dikenal populer dengan teori “Taksonomi Bloom” mengungkapkan
ketiga jenis prestasi atau hasil belajar
1.
prestasi kognitif
2.
prestasi afektif dan tiga
3.
prestasi psikomotorik
Faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum menurut Muhibbin Syah yaitu
1.
faktor internal yakni keadaan kondisi
jasmani dan rohani siswa
2.
faktor eksternal yakni kondisi
lingkungan sosial dan lingkungan non sosial
3.
faktor pendekatan belajar yakni
jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
Bab VI : Pendekatan Dan Metode Pembelajaran Pendidikan Islam
Pada bab ini
menjelaskan mengenai perbedaan pendekatan metode dan teknik belajar. Dilihat
dari pendekatannya pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan yaitu (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student Centered
approach) dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
guru (teacher Centered approach). Kemudian metode merupakan sebuah upaya
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata, agar
tujuan yang telah disusun tersebut tercapai secara optimal. Dengan pengertian
ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
diditetapkan. Kemudian yang terakhir teknik pembelajaran memiliki pengertian, cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik.
Metode
pembelajaran adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam mengajarkan materi
pembelajaran kepada peserta didik. Selanjutnya kata tepat dan cepat ini yang
sering diungkapkan dengan istilah efektif dan efisien. Maka
metode pembelajaran dipahami sebagai cara yang paling efektif dan efisien dalam
mengajarkan materi pelajaran. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang
dipahami peresta didik secara sempurna. Sedangkan pengajaran yang efisien
adalah pengajaran yang efisiensi pengajaran yang tidak memerlukan waktu dan
tenaga yang banyak.
Prinsip-prinsip
penggunaan metode pembelajaran tersebut sebagaimana dikatakan Drajat adalah sebagai berikut:
1.
Prinsip individualitas
2.
Prinsip kebebasan
3.
Lingkungan
4.
Globalitas
5.
Pusat-pusat minat
6.
Aktivitas
7.
Motivasi
8.
Korelasi
9.
Konsentrasi
Buku ini juga
membahas macam-macam metode pembelajaran seperti ceramah, diskusi, demonstrasi,
simulasi dan proyek. Buku ini membahas beberapa kelebihan dan kelemahan metode.
Bab VII : Media Dan Sumber Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pengertian
Media pembelajaran menurut Gagne menyatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Namun ada pendapat yang lebih luas seperti menurut pendapat Gearlach
menyatyakan media bukan hanya alat perantara seperti televisi, radio, slide,
bahan cetak, akan tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar
atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karyawisata, simulasi dan
lain sebagainya
Kegunaan media
dalam pembelajaran menurut Sadiman Media memiliki:
1.
Memperjelas sajian agar tidak
terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2.
Mengatasi keterbatasan ruang waktu
dan daya Indra seperti objek yang terlalu besar dan bisa digantikan dengan realita
gambar, film, bingkai atau model.
3.
Dengan menggunakan media yang tepat
dan bervariasi dapat mengatasi sikap positif siswa maka dalam hal ini media
pembelajaran dapat berguna:
a.
menimbulkan gairah belajar
b.
memungkinkan adanya Interaksi yang
bersifat langsung antara siswa dengan lingkungan
c.
memungkinkan Siswa belajar sendiri
sesuai dengan minat dan kemampuannya
Jenis-jenis
media pembelajaran ada media visual, media audio dan media audio-visual.
Selain itu guru
juga harus memiliki keterampilan dalam memilih media pembelajaran,
karena beberapa alasan yaitu:
1.
karena bermaksud mendemonstrasikannya
2.
merasa sudah akrab dengan media
tersebut misalnya menggunakan proyektor atau infocus dan transparansi
3.
ingin memberikan gambaran yang lebih
jelas dan konkrit
4.
dengan menggunakan media dapat
berbuat lebih dari apa yang diinginkannya misalnya untuk menarik minat dan
gairah belajar siswa
Berikutnya sumber
pembelajaran, menurut para ahli yang dimaksud dengan sumber pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan proses
pembelajaran, baik yang bersifat langsung maupun kepentingan yang dapat dipergunakan
oleh individu maupun kelompok untuk memudahkan terjadinya proses pembelajaran.
Jenis-jenis
sumber pembelajaran dan pemanfaatannya:
1.
sumber belajar berdasarkan sifatnya
dapat dibedakan menjadi
a.
sumber Insani (guru, sastrawan,
tokoh masyarakat, tutor sebaya dan sebagainya)
b.
sumber noninsani (buku, majalah,
surat kabar, radio, TV, internet dan lain sebagainya)
2.
sumber pembelajaran berdasarkan segi
pengembangannya dapat dibedakan menjadi
a.
Learning sources by design, sumber
pembelajaran yang dirancang/disengaja dipergunakan untuk keperluan pengajaran
yang telah diseleksi.
b.
Learning
sources by utilitarian, sumber pembelajaran yang ada di sekeliling sekolah yang
dimanfaatkan untuk memudahkan siswa yang sedang belajar/sifatnya insidentil.
Manfaat sumber
pembelajaran terdapat 7 menurut Aki Muhtadi, yaitu:
1.
Sumber Pembelajaran dapat memberikan
pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada peserta didik.
2.
Sumber Pembelajaran dapat mengatasi
segala keterbatasan waktu, ruang dan keadaan
3.
Sumber Pembelajaran dapat memberi informasi
dengan jelas, teliti dan terbaru.
4.
Sumber Pembelajaran dapat menambah cakrawala
pesan pembelajaran di dalam kelas.
5.
Sumber Pembelajaran dapat membantu memecahkan
masalah pembelajaran/pendidikan
6.
Sumber Pembelajaran dapat memberi
motivasi yang positif.
7.
Sumber Pembelajaran dapat merangsang
untuk berpikir bersikap dan berkembang lebih lanjut.
Pemanfaatan
teknologi informasi sebagai media dan sumber pembelajaran wardiana dalam
Munir mengemukakan bahwa teknologi informasi adalah suatu teknologi yang
digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas,
yaitu informasi yang relevan akurat dan tepat waktu. Digunakan untuk keperluan
pribadi, bisnis dan pemerintahan yang merupakan aspek strategi untuk mengambil
keputusan.
Fungsi dan
manfaat teknologi informasi dan pembelajaran fungsi dan manfaat teknologi
informasi dan pembelajaran, untuk:
1.
Meningkatkan keterampilan dan
kompetensi.
2.
Menjadi infrastruktur pembelajaran
3.
Menjadi sumber dan bahan belajar
4.
Menjadi alat bantu dan fasilitas pembelajaran
5.
Menjadi pendukung manajemen
pembelajaran
6.
Menjadi sistem pendukung keputusan
Pemanfaatan e-learning
dalam pembelajaran dapat menjadi suplemen dengan memperkuat model pembelajaran
tersebut, melalui pengayaan konten dan pengembangan teknologi pendidikan. Perbedaan
pembelajaran e-learning dan pembelajaran konvensional yaitu kelas
tradisional. Dalam kelas tradisional ini guru dianggap sebagai orang yang serba
tahu yang harus menyampaikan pengetahuan kepada pelajarnya tetapi dalam e-learning
fokus utamanya adalah pelajar-pelajar belajar mandiri mereka memerankan peranan
penting dalam pembelajaran.
Etika penggunaan
teknologi informasi dalam pembelajaran harus memperhatikan berbagai hal
karena pengguna ICT sangat beragam dilihat dari usia, ras, jenis kelamin, agama,
budaya dan lain sebagainya. Maka sebaiknya pengguna memperhatikan etika yang
berlaku pada masyarakat baik etika agama, sosial dan hukum yang disepakati oleh
masyarakat.
Bab VIII: Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Pengertian
pendidikan agama Islam ialah sebagai upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan
berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab
suci Alquran dan hadis, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan serta
penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain
dalam hubungan dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat sehingga
terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Landasan
pelaksanaan pendidikan agama Islam ada 3 yaitu landasan yuridis formal, landasan psikologis, dan
landasan religius.
Fungsi dan
tujuan pendidikan agama Islam adalah sesuatu yang ingin dicapai setelah melakukan serangkaian
proses pendidikan agama Islam di sekolah atau Madrasah. Peran dan fungsi
pendidikan agama Islam dalam membangun SDM demikian strategis dalam
menciptakan kondisi masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur. Pendidikan
Agama Islam membimbing dan memproses sumber daya manusia dengan bimbingan wahyu
hingga terbentuk individu-individu yang memiliki kompetensi yang memadai.
Pembelajaran
Bahasa Arab di Madrasah merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong
membimbing mengembangkan dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif
terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif. Pembelajaran ini telah
dilaksanakan pada Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Tsanawiyah maupun madrasah
Aliyah.
Adapun metode
pembelajaran Bahasa Arab yang dijelaskan di buku ini terdapat:
1.
Metode Qawaid Watarjamah
2.
Metode Langsung
3.
Metode Dengar Ucap
4.
Metode Elektrik
Bab IX: Pendekatan Keterampilan Proses
Pengertian
pendekatan keterampilan proses menurut para ahli dapat ditari kesimpulan bahwa suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kemampuan peserta didik tentang
apa yang diperolehnya untuk mempelajari
materi yang baru dan lebih direkomendasikan pada pengembangan kemampuan mereka
untuk mengorganisasikan apa yang telah diperolehnya dalam belajar untuk
menghadapi kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Latar belakang pendekatan
keterampilan ini dikarenakan pembelajaran dirasa belum memiliki makna yang
berarti kepada peserta didik sehingga perlu dicarikan suatu strategi yang
menarik. Maka penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran
adalah bertujuanagar upaya para ahli untuk mencari alternatif
proses pembelajaran yang lebih berhasil guna dan tepat guna atau pembelajaran
bermakna.
Berbagai
kemampuan yang dikembangkan menurut Usman dan Setiawati dalam implementasi pendekatan
keterampilan dalam pembelajaran terdapat beberapa kemampuan yang dikembangkan
yakni kemampuan mengamati, mengklarifikasi, menafsirkan, meramalkan, menerapkan,
merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan.
Bab X: Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pengertian
Pembelajaran Kooperatif adalah usaha yang mengubah perilaku atau mendapatkan pengetahuan
dari keterampilan secara gotong-royong berkelompok atau bekerjasama. Pembelajaran
kooperatif pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok
untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya maka
dengan demikian ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif:
1.
adanya peserta dalam kelompok, yakni
siswa yang melakukan proses pembelajaran
2.
adanya aturan kelompok yakni segala sesuatu
yang menjadi kesepakatan semua pihak (anggota kelompok yang terlibat)
3.
adanya upaya belajar setiap anggota
kelompok, yakni aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya yang telah
dimiliki maupun kemampuan baru baik kemampuan dalam aspek sikap, pengetahuan
maupun keterampilan
4.
adanya tujuan pembelajaran yang
harus dicapai dalam kelompok.
Menurut Calvin
paling tidak ada dua alasan mengapa Cooperative Learning ini perlu
digunakan dalam pembelajaran:
1.
beberapa hasil penelitian
membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri
dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri.
2.
Pembelajaran kooperatif dapat
merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir memecahkan masalah dan
mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Tujuan dari
pembelajaran kooperatif menurut David dan Roger Jhonson adalah dapat
menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi
oleh keberhasilan kelompoknya. Hal ini sangat berbeda dengan tujuan pembelajaran
konvensional yang menerapkan sistem kompetensi di mana keberhasilan individu diorientasikan
pada kegagalan orang lain. Oleh karena itu strategi pembelajaran kooperatif ini
dikembangkan untuk mencapai paling tidak 3 tujuan pembelajaran penting yaitu
(1) hasil belajar akademik (2) penerimaan terhadap perbedaan individu dan (3)
Pengembangan keterampilan sosial.
Kemudian ada karakteristik
dan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif. Karakteristik pembelajaran
kooperatif diantaranya ada 3 yaitu:
1.
pembelajaran dilakukan dalam bentuk
tim
2.
pembelajaran didasarkan pada
manajemen komparatif
3.
adanya kemauan dan kemampuan untuk
bekerjasama
Adapun prinsip-prinsip
pembelajaran kooperatif yaitu:
1.
prinsip saling ketergantungan
positif
2.
tanggung jawab perseorangan
3.
Interaksi yang bersifat tatap muka
4.
keterampilan sosial
5.
proses kelompok
Menurut Isjoni
mengatakan ada beberapa variasi model yang dapat di diterapkan
dalam pembelajaran kooperatif yaitu:
1.
Student Team
Achievement Division (STAD)
2.
Jigsaw
3.
Group
Investigation
4.
Rotating Trio
5.
Exchange
6.
Group Resume
7.
Number Head
Together
8.
Decision Making
Tahapan
pembelajaran kooperatif, sebagaimana dikatakan oleh Sanjaya tahapan pembelajaran kooperatif
pada umumnya terdiri atas empat tahap yakni:
1.
penjelasan materi
2.
belajar dalam kelompok
3.
penilaian
4.
pengakuan tim
Bab XI: Strategi Pembelajaran Kontekstual
Pengertian strategi
pembelajaran kontekstual yaitu rancangan pembelajaran yang dibangun atas dasar asumsi bahwa knowledge
is constructed by humane. Atas dasar asumsi tersebut dikembangkan
pembelajaran konstruktivis yang membuka peluang seluas-luasnya kepada siswa
untuk memberdayakan diri. Menurut pengertian ini, bahwa cara belajar yang baik
adalah siswa mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
Landasan
pembelajaran kontekstual, proses belajar terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan.
Belajar bukan peristiwa mekanik seperti ketertarikan stimulus dan respon. Belajar
melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi dan
kemampuan atau pengalaman. Apa yang tampak pada dasarnya adalah wujud dari
adanya dorongan yang berkembeng dalam diri seseorang.
Perbedaan
pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran konvensional menurut Wina
Sanjaya mencoba mengemukakan 10 pendapat pokok Sebagaimana terlihat dalam tabel
berikut ini.
No |
Pembelajaran kontekstual |
Pembelajaran konvensional |
1 |
menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa yang
berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara melengkapkan dan
menggali sendiri materi pembelajaran. |
siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai
penerima informasi (materi pelajaran) secara pasif |
2 |
siswa melalui kegiatan kelompok, seperti kerja kelompok, diskusi
saling menerima dan memberi |
Siswa lebih banyak belajar individual dengan menerima, mencatat
dan menghafal materi pelajaran |
3 |
pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara rill |
Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak |
4 |
kemampuan didasarkan atas pengalaman |
kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan |
5 |
tujuan akhir pembelajaran adalah kepuasan diri |
tujuan akhir pembelajaran adalah nilaiatau angka |
6 |
tindakan atau perilaku dibangun atas dasar kesadaran diri sendiri
|
tindakan atau perilaku individu berdasarkan Faktor dari luar
dirinya |
7 |
Pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu (siswa) selalu
berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya oleh karenanya setiap
siswa akan berbeda dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya |
keadaan tersebut tidak mungkin terjadi karena kebenaran bersifat
absolut dan final, oleh karenanya kebenaran dikonstruksi oleh orang lain. |
8 |
siswa bertanggung jawab dalam mengatur dan mengembangkan
pembelajaran mereka masing-masing |
guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran |
9 |
pembelajaran bisa terjadi di mana saja dalam konteks dan setting
yang berbeda sesuai dengan kebutuhan |
pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas |
10 |
Karena tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek
perkembangan siswa maka pembelajaran diukur dengan berbagai cara, misalnya
dengan evaluasi proses, hasil karya, penampilan, observasi, wawancara dan
yang lainnya. |
keberhasilan siswa hanya diukur dengan tes |
Pembelajaran
kontekstual bertujuan agar proses pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna.
Melalui pembelajaran kontekstual, siswa melakukan proses belajar dan
pengembangan kemampuannya secara mandiri.
Karakteristik
pembelajaran kontekstual berdasarkan tujuan pembelajaran kontekstual tersebut menurut
Muslich, pembelajaran kontekstual mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1.
learning in real life setting
2.
meaningful learning
3.
learning by doing
4.
learning in a group l
5.
earning to know each other deeply
6.
learning to ask, to inquiry, to work
together
7.
learning as enjoy activity
Komponen-komponen
pembelajaran kontekstual terdapat 7 macam, yaitu:
1.
konstruktivisme (constructivism)
2.
menemukan (inquiri)
3.
bertanya (questioning)
4.
masyarakat belajar (learning community)
5.
pemodelan (modeling)
6.
Refleksi (Reflection)
7.
penilaian nyata (authentic
assessment)
Menurut
Elaine B. Johnson terdapat tiga prinsip ilmiah pembelajaran kontekstual
yaitu prinsip kesalingketergantungan, prinsip diferensiasi dan prinsip
pengaturan diri.
Bab XII: Strategi
Pembelajaran Guideed Note Taking Dan PQ4R (review, question, reading,
reflect and review)
Pengertian
Strategi Pembelajaran Guideed Note Taking adalah salah
satu strategi dari 101 strategi yang ditawarkan untuk membuat siswa aktif. Dan
selanjutnya strategi ini menjadi bahan pembahasan bagi para ahli pendidikan
berikutnya.
Tujuan
penerapan guided note taking dalam pembelajaran menurut William L. Heward, dalam
tulisannya yang berjudul “Guided Note Improving The Effectiveness Of Your
Lecture” tujuan penerapan strategi guided note taking dalam
pembelajaran adalah:
1.
siswa menghasilkan catatan materi pelajaran
yang akurat dan lengkap (student product complete and accurate notes).
2.
Students’ active engagement
with courses contents increases.
3.
students can more easily identify
the most important information
4.
students are more likely to have the
instructor instructions
5.
students earn higher quiz and exam
scores
6.
instruction are more likely to stay
on-task with the lecture content and sequence
7.
instructor must prepare the lecture carefully
8.
guided note content can be easily converted
into test/exam question
9.
help instructors prioritize and
limit lecture content
10. student like guided not appreciate structure who prepare them
Langkah-langkah
strategi guided note taking dalam pembelajaran hendaknya
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
persiapkan sebuah paduan (handout)
yang menyimpulkan point-point penting dari materi pelajaran yang akan disampaikan.
2.
kosongkan sebagian dari point-point
yang dianggap penting sehingga akan terdapat ruang-ruang kosong dalam paduan (handout)
tersebut.
3.
beberapa cara yang dapat dilakukan
adalah:
a.
berikan suatu istilah dengan
pengertiannya; kosongkan istilah atau definisinya. Contohnya:
1)
------------ adalah kitab Allah yang
diturunkan kepada nabi Muhammad saw. yang membacanya saja dapat menjadi ibadah.
2)
------------ adalah segala sesuatu
yang disandarkan kepada Nabi Muhammad baik dari segi ucapan, perbuatan atau
ketetapan.
b.
kosongkan beberapa pertanyaan jika
poin-poin terdiri dari beberapa pertanyaan, seperti:
1)
------------------------
2)
berkomunikasi
3)
berhubungan
4)
------------------------
c.
menghilangkan beberapa kata kunci
dari sebuah paragraf, contoh;
Hadis adalah
segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad SAW baik dari segi
------------------------ perbuatan maupun ------------------------.
d.
membuatkan bahan ajar yang
didalamnya tercantum sub topik dari materi pembelajaran . Beri tempat kosong
yang cukup sehingga siswa dapat membuat catatan di dalamnya seperti;
unsur-unsur
hadis terdiri dari
1)
Sanad adalah :
-----------------------------------------------------
2)
Matan adalah : -----------------------------------------------------
3)
Rawi adalah : -----------------------------------------------------
e.
bagikan bahan ajar (Handout)
kepada siswa. Jelaskan bahwa beberapa poin penting yang sengaja dihilangkan
agar siswa tetap berkonsentrasi dan mendengarkan pelajaran yang disampaikan
f.
setelah selesai menyampaikan materi,
minta siswa untuk membacakan hasil catatannya
g.
berikan klarifikasi.
Cara penggunaan guided note taking
dalam pembelajaran, William L. Heward dalam salah satu tulisannya yang berjudul “Guided
Note Improving The Effectiveness Of Your Lecture” memberikan pedoman penggunaan
guide note taking dalam pembelajaran sebagai berikut:
1.
Gunakan PowerPoint/slide atau
transparan overhead untuk materi utama. Visual memproyeksi kata kunci, definisi,
konsep yang berhubungan dengan materi yang harus ditulis siswa dalam handout
dan memastikan mereka mengakses konten-konten yang paling sering brikitis dan
meningkatkan pembelajaran.
2.
Tinggalkan “ruang” yang cukup bagi
siswa untuk mencatat dengan memberikan 3 sampai dengan empat ruang yang
diperlukan untuk mencatat kontent.
3.
Jangan mengharuskan siswa menulis
terlalu banyak sehingga menghambat proses pembelajaran
4.
Tingkatkan guided note dengan
informasi pendukung, sumberdaya, peluang dan respon tambahan. Pertimbangan
memasukkan diagram, ilustrasi, atau foto yang ditandai dengan pernyataan dan konsep
yang sangat penting. Selanjutnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk
merespon dan menerima umpan balik guru selama proses pembelajaran.
5.
Buatlah guided note yang
dapat merangsang siswa untuk mengikuti pembelajaran. Siswa menganggap bahwa guided
note yang diberikan oleh guru berisi semua informasi penting yang mereka
butuhkan dan mereka berusaha melengkapi guided note tersebut.
Strategi
pembelajaran PQ4R dalam pembelajaran, pengertian PQ4R sebenarnya
adalah singkatan dari kata preview, question, reading, reflect,
resite, dan review. Strategi PQ4R adalah merupakan salah satu
bagian dari strategi elaborasi yang digunakan untuk membantu siswa mengingat
apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang
dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku strategi ini dicetuskan oleh Thomas
dan Robinson yang didasarkan dengan pada strategi PQRST dan strategi SQ3R
Francis Robinson. Tahun 1941.
Terdapat
empat alasan pokok yang mendasari penerapan strategi PQ4R dalam
pembelajaran sebagai upaya para ahli pendidikan untuk mencari alternatif proses
belajar yang lebih berhasil guna, yaitu:
1.
perkembangan ilmu pengetahuan yang
semakin cepat
2.
hasil penemuan para ahli psikologi
yang mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran akan lebih efektif apabila
dilengkapi dengan contoh-contoh yang lebih konkrit
3.
hasil penemuan ilmiah tidak bersifat
mutlak
4.
proses pembelajaran hendaknya
menyeluruh tidak saja mencakup pengembangan konsep, akan tetapi harus
mengembangkan nilai dan sikap dalam diri anak didik.
Beberapa
tujuan yang diterapkannya strategi PQ4R dalam pembelajaran secara rinci
ialah sebagai berikut:
1.
memberikan motivasi belajar kepada
siswa
2.
untuk lebih memberikan konsep
pengertian dan fakta yang telah dipelajari oleh siswa
3.
untuk mengembangkan pengetahuan
teori dalam kenyataan hidup di masyarakat
4.
sebagai persiapan dan latihan dalam
menghadapi kenyataan hidup di masyarakat
5.
mengembangkan sikap percaya diri,
bertanggung jawab dan rasa kesetiakawanan sosial dalam menghadapi pelbagai
persoalan kehidupan.
Langkah-langkah pelaksanaan strategi PQ4R dalam pembelajaran ada 3 yaitu review, question dan reflect.
E. Penutup
Buku Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ini di tulis oleh Heri Gunawan, beliau adalah pria kelahiran Desa Mandala Kecamatan Cigugur Kabupaten Ciamis tanggal 5 April 1980.
Kelebihan buku ini mencakup kurikulum dan implementasinya terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam beserta penjelasannya yang mendetail dan mencakupi dengan berbagai macam pendapat dari para ahli. Buku ini sangat berguna sebagai referensi untuk pembahasan kurikulum bagi mahasiswa/mahasiswi yang memiliki jurusan yang berhubungan dengan perguruan. Pada pembahasan point diatas merupakan sebagian gambaran kecil dari rangkuman reviewer, dengan penjelasan ini bisa diambil kesimpulan bahwa buku ini memang sangat mendetail dalam masalah pembahasan kurikulum bahkan sampai aspek psikologi.
Kekurangan pada buku ini adalah terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan dan dan terdapat 4 halaman kosong di dalam buku ini sehingga reviewer harus melewati 4 halaman tersebut. Selain itu buku ini melum memasukkan pembahasan K13.
Banyak ilmu yang reviewer dapatkan dari buku "Kurikulum dan Pendidikan Agama Islam" ini, dan reviewer harap review ini berguna juga bagi para pembaca lainnya. terimakasih.
yuk para calon guru merapat
BalasHapus