Review Buku : Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Kurikulum
Dan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


REVIEW BUKU

Oleh

SRI ULFAH
Sekolah Tinggi Ilmu Al Quran (STIQ) Amuntai Pendidikan Guru Madratsah Ibtidaiyah
tsumikiminiwa32@gmail.com

A. INFORMASI BIBLIOGRAFI


Nama Penulis : Heri Gunawan, S.Pd.I., M.Ag.

Judul Buku     : Kurikulum Dan Pembelajaran Agama Islam

Tahun Terbit   : Cetakan Kedua, Juni 2013

Penerbit          : ALFABETA

Kota Terbit     : Bandung

Halaman        : 378 Lembar


B. BAB DAN JUDUL PEMBAHASAN

BAB I : KONSEP KURIKULUM
  • Pengertian Kurikulum
  • Komponen-Komponen Kurikulum
  • Fungsi dan Kedudukan Kurikulum
  • Orientasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam
  • Kerangka Dasar dan Prinsip Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam

BAB II : PENGEMBANGAN KURIKULUM
  • Pengertian Pengembangan Kurikulum
  • Landasan Pengembangan Kurikulum
  • Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
  • Desain dan Model Pengembangan Kurikulum
BAB III : KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
  • Pengertian KTSP
  • Tujuan dan Landasan Penerapan KTSP
  • Karakteristik KTSP
  • Struktur dan Muatan Kurikulum KTSP
  • Kalemder Pendidikan
  • Kurikulum Muatan Lokal dan Pengembangan Diri
  • Acuan Operasional Penyusunan KTSP
  • Penyusunan dan Pengemasan Dokumen KTSP
  • Implementasi Kurikulum KTSP
  • Strategi Implementasi KTSP
  • Faktor-Faktor Keberhasilan Implementasi KTSP
BAB IV : KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
  • Pengertian Belajar dan Pembelajaran
  • Teori-Teori Belajar Menurut Barat
  • Teori Belajar Menurut Unesco
  • Teori Belajar Menurut Islam
BAB V : MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
  • Motivasi Belajar
  1. Pengertian Motivasi Belajar
  2. Motivasi Dalam Pandangan Islam
  • Macam-Macam dan Fungsi Motivasi
  • Berbagai Upaya Guru Dalam Membangkitkan Motivasi Belajar
  • Berbagai Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
  • Prestasi Belajar
  1. Pengertian Prestasi Belajar
  2. Ragam Prestasi Belajar
  3. Cara Mengukur Prestasi Belajar
  4. Macam-Macam Prestasi Belajar
  • Prestadi Dalam Bidang Kognitif
BAB VI : PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
  • Perbedaan Pendekatan, Metode dan Teknik Belajar
  • Metode Pembelajaran
  • Prinsip-Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran
  • Ragam Metode Pembelajaran dan Tahapan Pelaksanaannya
  1. Metode Ceramah
  2. Metode Diskusi
  3. Metode Demonstrasi
  4. Metode Simulasi
  5. Netode Proyek
BAB VII : MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN
  • Pengertian Media Pembelajaran
  1. Kegunaan Media dalam Pembelajaran
  2. Jenis-jenis Media Pembelajaran
  3. Keterampilan dalam Memilih Media Pembelajaran
  • Sumber Perbelajaran
  1. Pengertian Sumber Pembelajaran
  2. Jenis-jenis Sumber Pembelajaran dan Pemanfaatannya
  3. Manfaat SUmber Pembelajaran
  • Pemanfaatan Teknologi Informasi Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran
  • Fungsi dan Manfaat Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
  • Pemanfaatan e-Learning dalam Pembelajaran
  • Etika Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
BAB VIII : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH
  • Pengertian Pendidikan Agama Islam
  • Landasan Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
  • Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
  • Peran dan Fungsi Pendidikan Agama Islam dalam Membangun SDM
  • Pembelajaran Bahasa Arab di Madratsah
  • Metode Pembelajaran Bahasa Arab
BAB IX : PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
  • Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses
  • Latar Belakang dan Tujuan Implementasi Pendekatan
  • Keterampilan Proses
  • Berbagai Kemampuan yang Dikembangkan
  • Langkah-langkah Pelaksanaan dan Pembelajaran
BAB X : STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
  • Pengertia Pembelajaran Kooperatif
  • Alasan Implementasi Pembelajaran Kooperatif
  • Tujuan Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif
  • Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
  • Model-Model Pembelajaran Kooperatif
  • Tahapan Pembelajaran Kooperatif
  • Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
BAB XI : STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
  • Pengertian Strategi Pembelajaran Kontekstual
  • Landasan Pembelajaran Kontekstual
  • Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran Konvensional
  • Tujuan Pembelajaran Kontekstual
  • Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
  • Komponen-komponen Pembelajaran Kontekstual
  • Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual
BAB XII : STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDEED NOTE TAKING DAN PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READING, REFLECT, RECITE AND REVIEW)
  • Pengertian Strategi Pembelajaran Guide Note Taking
  • Tujuan Penerapan Guide Note Taking dalam Pembelajaran
  • Langkah-langkah Strategi Guide Note Taking dalam Pembelajaran
  • Cara Penggunaan Guide Note Taking dalam Pembelajaran
  • Kelebihan dan Kekurangan Strategi Guide Note Taking 
  • Strategi Pembelajaran PQ4R dalam Pembelajaran
  • Latar Belakang dan Tujuan Penerapan Strategi Pembelajaran PQ4R
  • Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi PQ4R dalam Pembelajaran

C. KATA PENGANTAR

          Tujuan pendidikan adalah upaya menjadikan manusia sebagai manusia yang beik, yakni manusia yang memiliki ketenangan dalam hidup, memiliki akal yang cerdas dan iman yang kuat. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tujuan pendidikan ialah "untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab".
          Untuk mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan tersebut diperlukan sebuah perencanaan yang matang, upaya-upaya yang sistemik-optimal salam berbagai hal. baik dalam hal komponen lunak (soft component) maupun dalam komponen keras (hard component) pendidikan. Dengan kata lain diperlukannya sebuah perangkat sistem pendidikan yang mampu menghantarkan ke arah yang tepat. Sistem itu yang akan mampu "menata" dan "mempola" proses pendidikan, sehingga proses pendidikan berjalan secara terarah, terencana dan tujuannya tercapai.
          Kurikulum merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam pendidikan. Karena kurikulum memegang kunci dalam menentukan tujuan dan arah pendidikan ke depan. Dengan kurikulum proses pendidikan akan berjalan dengan arah yang jelas. Kurikulum akan menggambarkan proses pendidikan dilaksanakan dan bagaimana keadaan pendidikan di kemudian hari. Kurikulum memberikan pendoman dan pegangan tentang jenis dan lingkup, urutan isi dan proses pendidikan. Kurikulum juga menempati posisi yang sangat urgen dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan arah, isi dan proses pendidikan yang pada gilirannya akan menentukan macam dan kualifikasi lulusan. Dengan berpedoman pada kurikulum, proses interaksi antara pendidik dan peserta didik tidak berlangsung dalam ruang hampa,  tetapi akan terjadi dalam lingkungan tertentu yang lebih terarah dan bermakna. Kurikulum mengarahkan seluruh aktivitas proses pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
         Pembelajaran merupakan bentuk implementasi dari kurikulum atau dengan kata lain kurikulum diaktualisasikan di kelas dalam bentuk pembelajaran. Maka kedua hal ini menjadi sangat penting di pelajari oleh para calon pendidik atau guru di Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) baik yang ada di Perguruan Tinggi Umum (PTU) maupun Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI). Karena dengan adanya mata kuliah ini akan menyispksn pembelajaran secara lebih komprehensif, sehinhha akan menjadi bekal dalam menjalankan profesinya sebagai guru atau pendidik di satuan pendidikan.
            Oleh karena itu, dengan review buku "Kurikulum dan Pembelajaran", yang ditulis oleh sdr. Heri Gunawan ini semoga bermanfaat untuk para pembaca maupun untuk saya sendiri sebagai reviewer. Aamiin

D. PEMBAHASAN

        Pada pembahasan buku Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ini terdapat 12 bab pembahasan yang dirangkum oleh reviewer sebagai berikut;

Bab I : Konsep Kurikulum

    Pengertian Kurikulum, pada pembahasan awal dijelaskan mengenai pengertian kurikulum baik secara etimologis, historis, dan istilah. Selain itu juga terdapat berbagai macam pendapat, yaitu 

1.       Muhammad Muzamil al-Basyir menyebutkan bahwa kurikulum adalah “Jami’u Maa tuqarriruhu al-Madrasati wa Taraahu Dharuriyan li al-Talamidz, Ba’da nadhri an-hajatihi wa Qadratihi wa Muyulihi wa Baidan al-Washthi al-Ijtima’l wal-Hayati al-Ijtimaiyati allati Tandoruhu fi al-Mustaqbal” yang artinya kurikulum merupakan mata pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Pandangan ini merupakan pandangan lama (tradisional) yang sudah ada sejak zaman Yunani kuno, dalam lingkungannya ini masihlah dipakai hingga sekarang

2.       Robert S. Zais mengatakan “a resoourch of subject matters to be mastered”, pendapat ini identik dengan bidang studi dan mirip dengan pendapat Muhammad Muzamil al-Basyir. Kurikulum didefinisikan sebagai sejumlah materi pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik untuk memperoleh sejumlah pengetahuan, yang telah tersusun secara sistematis dan logis.

Untuk pembahasan lebih lanjut, Majid memandang bahwa kurikulum dapat dilihat dan digolongkan dari berbagai sudut pandang sebagai berikut:

1.    Kurikulum dapat dilihat sebagai produk , yakni sebagai hasil karya pengembangan kurikulum, biasanya dalam suatu panitia. Hasilnya situangkan dalam bentuk buku atau pedoman kurikulum,  misalnya sejumlah mata pelajaran yang harus diajarkan. Inilah yang disebut dokumen kurikulum.

2.    Kurikulum dapat dipandang sebagai program, yakni alat yang diajukan oleh sekolah atau madatsah untuk mencapai tujuannya. Ini dapat berupa mengajarkan berbagai mata pelajaran, tetapi dapat juga meliputi segala kegiatan yang dianggap dapat mempengaruhi perkembangan siswa. Misalnya perkumpulan sekolah, peetandingan, pramuka, warung sekolah dan lain-lain.

3.    Kurikulum dapat pula dipandang sebagai hal-hal yang dapat diharapkan akan dipelajari siswa, yakni pengetahuan,sikap, keterampilan tertentu. Apa yang diharapkan akan dipelajari tidak akan selalu  sama dengan apa yang benar-benar dipelajari.

4.    Kurikulum sebagai pengalaman siswa. Ketiga pandangan diatas berkenaan dengan perencanaan kurikulum. Sedangkan pandangan yang ke empat ini mengenai apa yang sevara aktual menjadi kenyataan pada setiap siswa. Ada kemungkinan, bahwa apa yang diwujudkan pada diri anak berbeda dengan apa yang diharapkan menurut rencana.

Terdapat beberapa gagasan mengenai kurikulum, yaitu:

1.    Whole curriculum

2.    The hidden curriculum

3.    Komponen-komponen kurikulum

4.    Peranan kurikulum

5.    Funugsu kurikulum

6.    Pendekatan studi kurikulum

Komponen-komponen kurikulum terdiri atas tujuan, program atau materi, proses dan evaluasi. Adapun fungsi kurikulum adalah sebagai wahana dan media konservasi, inteleransi dan kristalisasi, tetapi juga merupakan wahana media dan transformasi.  Orientasi kurikulum Pendidikan Agama Islam mencakup 3 hal, yakni:

1.    Orientasi pada perkembangan peserta didik

2.    Orientasi lingkungan sosial

3.    Orientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kerangka dasar dan prinsip penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam adalah pendiidkan yang berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam yang terkandung dalam al-Quran dan Hadits. Maka kurikulum pendidikan Islam harus bersumber daripada al-Quran dan hadits sebagai rujukan pertama. Didalam itu lagi ditemukan 2 kerangka dasar nya, (1) tauhid dan (2) membaca.

Bab II : Pengembangan Kurikulum

Pada bab ini menjelaskan istilah pengembangan kurikulum, insur siklus kurikulum, alasan kurikulum harus diperhatikan, dasar-dasar kurikulum, sumber kurikulum dan pembahagian kurikulum. Buku ini juga membahas landasan kurikulum menurut para ahli  hingga terdapat 5 landasan, yaitu :

1.    Landasan filosofis

2.    Landasan psikologi

3.    Landasan sosiologis atau landasan budaya

4.    Landasan perkembangan ilmu dan

5.    Landasan religius.

Kemudian prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menurut Hamalik paling tidak terdapat 8 prinsip sebagai berikut: 

1.    Prinsip berorientasi pada tujuan

2.    Prinsip relevansi (kesesuaian)

3.    Prinsip efisiensi dana efektivitas

4.    Prinsip fleksibilitas

5.    Prinsip berkesinambungan

6.    Prinsip keseimbangan

7.    Prinsip keterpaduan

8.    Prinsip mutu.

Selanjutnya pembahasan mengenai desain dan pengembangan kurikulum, Rusman dalam buku Managemen Pengembangan Kurikulum menyebutkan beberapa pengembangan desain kurikulum, sebagai hasil kajian dari beberapa sumber. Diantaranya desain kurikulum yaitu;

1.    Berorientasi pada disiplin ilmu

2.    Berorientasi pada masyarakat

3.    Desain yang beroirientasi pada peserta didik

Bab III : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Pada bab ini menjelaskan pengertian KTSM dan implementasinya. Lalu terdapat penjelasan dan landasan pelaksanaan KTSP yang menjelaskan tujuan khususnya sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.

2. Meningkatkan kepedulianwarga sekolah/madrasah dan masyarakat dalam mengembangkan kurikulum melalui pengambilan keputusan secara bersama.

3.    Meningkatkan komposisi yang sehat antar satuan pendidikan sekolah/madrasah tentang kualitas dan mutupendidikan yang akan dicapai.

Berdasarkan karakteristik KTSPmenurut Kunandar memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.    KTSP lebih menekankan pada aspek pencapaian kompetensi peserta didik baik secara individual maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didik dibentuk unutk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan nilai, sikap dan minat yang pada akhirnya yang akan terbentuk pribadi yang terampil dan mandiri.

2.    KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcome) dan keberagaman

3.    Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi (multi method)

4.    Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

5.    Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan dan pencapaian.

Menurut Mulyasa dapat dikemukakan bahwa karakterisktik KTSP adalah sebagai berikut; (a) pemberian otonom yang luas kepada satuan pendidikan, (b) partisipasi masyarakat dan orangtua yang tinggi (c) Kepemimpinan yang demokratis dan profesional, (d) tim-tim kerja yang kompak dan transparan.

Struktur kurikulum KTSP paling tidak memuat;

1.    Mata pelajaran

2.    Muatan lokal

3.    Kegiatan pengembangan diri

4.    Pengaturan beban belajar

5.    Kenaikan kelas

6.    Penjurusan

7.    Kelulusan

8.    Pendidikan kecakapan hidup

9.    Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

Selanjutnya pembahasan mengenai kalender pendidikan yang merupakan time og scheduleatau pengatur waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Kalender pendidikan disusun sesuai dengan kebutuhan karakteristik satuan pendidikan sekolah/madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan tetap mempedomani kalender pendidikan yang bersifat nasional.

Dalam KTSP muatan lokal adalah kegiatan kurikuler unutk mengembangkan kompetensi uang sesuai dengan kondisi, karakteristik dan potensi serta keunggulan daerah. Subtansi muatan lokal ditentukan oleh tim pengembang KTSP pada masing-masing satuan pendidikan. Sedangkan pengembangan diri adalah kegiatan konseling dan ekstrakulikuler yang bertujuan unutk memberikan kesempatan kepada peserta didik unurk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan potensi, kebutuhan, bakat dan minat, serta karakteristik peserta didik sesuai dengan kondisi madtasah. Pengembangan diri bukan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru, tetapi bisa dibimbing oleh konselor dan tenaga pendidikan yang membina kegiatan ekstra kurikuler.

Ekstra kurikuler merupakan penyelenggara kegiatan yang yang memberikan kesempatan luas kepada pihak sekolah, pada gilirannya menuntut kepala sekolah guru, peserta didik, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya untuk secara kreatif merancang sejumlah kegiatan sebagai muatan kegiatan ekstrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melaksanakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler ynag disesuaikan dengan minat, bakat dan kebutuhan peserta didik. Berbagai kegiatan yang dapat dirancang oleh guru antara lain:

1.    Program keagamaan

2.    Pelatihan profesional

3.    Organisasi peserta didik

4.    Kegiatan kepramukaan

5.    Study tour dan waktu luang

6.    Program Live-in-exsosure

7.    Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

8.    Palang Merah Remaja (PMR)

9.    Pembinaan bakat dan minat

Kegiatan pengembangan diri juga dapat dilakukan dalam bentuk layanan konseling yang berkenaan dengan pengembangan pribadi dan kehidupan sosial, masalah belajar, dan pengembangan karir peserta didik, untuk pengembangan kreatifitas dan karir peserta didik.

Acuan operasional penyusunan KTSP berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) adalah sebagai berikut:

1.    Peningkatan iman dan takwa serta akhlak yang mulia

2.  Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik

3.    Keragaman pitensi dan karakter daerah dan lingkungan

4.    Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

5.    Tuntutan dunia kerja

6.    Perkembangan ilmu pengetahuan

7.    Agama

8.    Dinamika perkembangan sosial

9.    Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat dan memperhatikan kelestarian keragaman budaya

11. Keseteraan gender

12. Karakteristik satuan pendidikan

Penyususunan dan kemasan dokumen KTSP dalam implementasi dan pengembanyannya menurut Mulyasa paling tidak ada 4 hal yang harus diperhatikan oleh para pengembang KTSP yakni, (1) pembentukan tim kerja, (2) penyusunan draft KTSP, (3) Revisi dan (4) finalisasi.

Implementasi kurikulum adalah orientasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial atau tertulis, yang tersimpan dalam “dokumen kurikulum”, atau “konseptual kurikulum” menjadi “kurikulum actual” yang nyata dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, implementasi kurikulum merupakan interpretasi guru terhadap kurikulum yang  di jelaskan dalam silabus pembelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai rencana pembelajaran tertulis.

Strategi implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menurut Mulyasa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat berjalan lancar dan diterima seluruh pihak , yaitu:

1.    Melakukan sosialisasi KTSP pada satuan pendidikan

2.    Menciptakan suasana yang kondusif disekolah/madrasah

3.    Mengembangkan fasilitas dan sumber belajar

4.    Membina disiplin

5.    Mengembangkan kemandirian kepala sekolah atau kepala madrasah

6.    Mengubah paradigma guru

7.    Memberdayakan staf tenaga kependidikan

Faktor-faktor keberhasilan implementasi KTSP menurut Rusman diantaranya adalah

1.    Manajemen sekolah

2.    Pemanfaatan sumber belajar

3.    Penggunaan media pembelajaran

4.    Penggunaan stategi dan model-model pembelajaran

5.    Kinerja guru

6.    Panduan pelaksanaan kurikulum, dan

7.    Monitoring pelaksanaan kurikulum/pembelajaran.

Bab IV Konsep belajar dan pembelajaran

                Pengertian belajar, pada bagian ini membahas tentang istilah belajar secara etimologis yang meruoakan terjemahan dari kata learning. Belajar merupakan terjadinya suatu proses perubahan tingkah laku, Surya menyebutkan ada beberapa contoh, seperti:

1.   Perubahan yang disadari dan disengaja. Perubahan perilaku ini terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan.

2. Perubahan yang berkesinambungan. Perubahan ini pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya.

3  Perubahan fungsional. Setiap perubahan yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kehidupan individu yang bersangkutan, baik untuk masa sekarang ataupun masa mendatang.

4.    Perubahan yang bersifat positif. Perubahan tersebut bersifat normatif dan menunjukkan ka arah kemajuannya.

5.  Perubahan yang bersifat aktif. Untuk memperoleh perilaku baru, maka individu yang bersangkutan wajib aktif dalam upaya melakukan perubahan.

6. Perubahan yang bersifat permanen. Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap, dan menjadi bagian melekat dalam dirinya.

7.   Perubahan yang bertujuan dan terarah. Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

8. Perubahan perilaku secara keseluruhan. Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya.

Pengertian pembelajaran, pada bagian ini membahas pengertian pembelajaran secara etimologis dan terminologis. Secara etimologis menurut Jayadi kata pembelajaran merupakan terjemahan dari bahasa Inggris introduction yang bermakna upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang menurut berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam pengertian terminologis, pembelajaran dikatakan oleh Corey Konsep pembelajaran menurut Corey dalam Sagala (2003: 61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa atau peserta didik belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar siswa.

Teori-teori belajar menurut barat, salah satunya yang terkenal adalah B.F Skinner yang berpendapat “ Laerning is a process of progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif.

Dalam menerapkan teori Skinner, guru perlu memperhatikan dua hal yang penting, yaitu (1) pemilihan stimulus yang diskriminatif, dan (2) penggunaan penguatan. Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori kondisioning operan sebagai berikut :

1.  Mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif.  Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku negatif diperlemah atau dikurangi.

2.   Membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman, dan kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat.

3.    Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya.

4. Membuat program pembelajaran. Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku, dan evaluasi.  Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil. Ketidak berhasilan tersebut menjadi catatan penting bagi modifikasi perilaku selanjutnya.

Selain itu pada buku ini juga mengangkat teori belajar menurut Bloom,  Bruner, Throndlike, hingga menurut pandangan Islam. 

Bab V: Motivasi dan Prestasi belajar

Motivasi belajar Secara etimologis, motif atau dalam bahasa Inggrisnya motive, berasal dari kata motion, yang berarti “gerakan” atau “sesuatu yang bergerak”, yaitu keadaan di dalam diri pribadi orang yang mendorongnya untuk melakukan suatu aktivitas atau kegiatan tertentu.

Sudirman mengatakan ada tiga elemen penting dalam motivasi:

1.    Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme sendiri. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2.    Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku manusia.

3.    Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain.

Istilah motivasi dalam agama Islam sering diistilahkan dengan niat Islam mengajarkan bahwa sahnya seseorang melakukan suatu perbuatan akan sangat ditentukan oleh motivasinya. Oleh karena itu motivasi dalam ajaran Islam memiliki posisi yang sangat penting dan menentukan misalnya dapat kita jumpai dalam salah satu hadis nabi Muhammad saw., yang artinya “Sesungguhnya setiap amal perbuatan sangat tergantung pada niatnya dan bagi setiap manusia (hasilnya) sangat tergantung kepada niatnya dan bagi setiap manusia hasilnya tergantung pada apa yang diniatkannya maka barang siapa berhijrah karena Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya itu karena Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena dunia yang ingin dia dapatkan atau perempuan yang ingin Ia nikahi maka hijrahnyaitiu tergantung kepada apa yang Ia niatkan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Macam-macam motivasi, penggolongan motivasi ini banyak macamnya dan masing-masing tidak bersifat mutlak karena dibuat semata-mata untuk mempermudah mempelajarinya. Salah satu penggolongan motivasi yang didasarkan atas pembentuknya. Menurut Sardiman bahwa motivasi ditinjau dari dasar pembentukan dibagi ke dalam dua bagian yaitu pertama motif-motif yang bersifat bawaan yaitu motif yang dibawa sejak lahir. Contohnya adalah motivasi seseorang untuk makan, minum, bekerja, beristirahat dan melakukan hubungan seksual. Jenis motivasi yang pertama ini timbul bukan karena dipelajari, sedangkan yang kedua motif-motif yang dipelajari maksudnya motif yang timbul karena dipelajari. Contohnya adalah motivasi seseorang untuk belajar suatu disiplin ilmu pengetahuan atau motivasi untuk mengajar suatu di dalam masyarakat.

Rusyan menyebutkan bahwa secara umum motivasi dibagi menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang hidup di dalam diri peserta didik dan berguna dalam motivasi situasi belajar yang fungsional. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar seperti angka kredit, ijazah, tingkatan, hadiah, medali, pertentangan dan persaingan. Jenis motivasi yang ekstensik ini tetap diperlukan dalam pembelajaran di sekolah karena pembelajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat peserta didik atau sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut Nasution menjelaskan fungsi motivasi adalah sebagai berikut, (a) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi, (b) menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, (c) penyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan mengesampingkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat. Selain itu motivasi juga berfungsi sebagai perantara pada manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Suatu perbuatan dimulai dengan adanya suatu ketidak seimbangan atau dalam diri individu. Keadaan yang tidak seimbang ini tidak menyenangkan bagi individu yang bersangkutan sehingga timbul kebutuhan untuk meniadakan keseimbangan tersebut. Hal inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motivasi untuk berbuat sesuatu menurut Ngalim Purwantofungsi Motivasi adalah pendorong timbulnya perbuatan atau tindakan pengaruh perbuatan atau menentukan perbuatan yang harus ditepati dan menyeleksi perbuatan atau menentukan perbuatan yang harus dilakukan.

Berbagai upaya guru dalam membangkitkan motivasi belajar yaitu:

1.    Memberi angka

2.    Menumbuhkan kesadaran pada diri siswa untuk mencapai prestasi yang baik dan menjaga harga dirinya

3.    Memberi hadiah kepada peserta didik

4.    Kompetisi atau persaingan, baik tentang individu atau kelompok

5.    Memberi tes mengetahui hasil kegiatan

6.    Memberikan hukuman

7.    Memberikan pujian

8.    Menumbuhkan hasrat untuk belajar

9.    Membangkitkan siswa dengan cara-cara sebagai berikut:

a.    Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b.    Menghubungkan dengan pengalaman yang lampau, dan

c.     Menggunakan berbagai bentuk mengajar

10.   Tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa akan merupakan alat motivasi yang penting sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai maka akan menimbulkan gairah untuk terus belajar.

Adapun cara membangkitkan motivasi siswa menurut Uzer Ustman adalah:

1.       Kompetensi (persaingan) guru berusaha menciptakan persaingan di antara siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

2.       Pace making (membuat tujuan sementara)

3.       tujuan yang jelas, motif mendorong individu mencapai tujuan yang jelas

4.       kesempatan untuk sukses

5.       minat yang besar, motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar

6.       mengadakan penilaian atau tes

Ciri-ciri seseorang memiliki motivasi belajar menurut Sardiman di antaranya adalah:

1.      Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2.      Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

3.      Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.

4.      Lebih senang bekerja mandiri.

5.      Cepat bosan pada tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang efektif.

6.      Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

7.      Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

8.      Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Berbagai faktor yang mempengaruhi motivasi belajar  berupa internal peserta didik, kualifikasi guru, orang tua (keluarga).

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dapat dicapai oleh individu setelah melaksanakan serangkaian proses belajar. Dengan demikian, belajar berhubungan dengan perubahan dalam individu sebagai hasil pengalaman individu dengan lingkungannya. Selain itu dapat pula dikatakan bahwa belajar itu adalah suatu proses perubahan perilaku sebagai hasil usaha individu yang berdasarkan pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. Prestasi belajar adalah hasil belajar dan serangkaian proses kegiatan belajar yang disengaja dan dilakukan secara sadar.

Ragam fungsi prestasi menurut beberapa pendapat ahli dalam kegiatan pembelajaran prestasi ini memiliki beberapa fungsi yang sangat penting. Di antara fungsi-fungsi belajar sebagaimana dikatakan oleh Z. Arifin adalah sebagai berikut

1.    Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh peserta didik

2.    Sebagai pemuasan hasrat ingin tahu

3.    Sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan

4.    Sebagai indikator intern dan ekstern dan institusi pendidikan

5.    Dapat dijadikan indikator terhadap daya serap atau kecerdasan peserta didik

Cara mengukur prestasi belajar peserta didik adalah dengan mengadakan tes. Tes prestasi bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil yang dicapai siswa dalam belajar dalam dunia pendidikan, apalagi pendidikan formal seperti sekolah dan Madrasah, pentingnya pengukuran prestasi belajar tidaklah disangsikan lagi. Sebagaimana diketahui, proses pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang memerlukan waktu,dana dan usaha kerjasama berbagai pihak. Berbagai faktor dan aspek terlibat dalam proses pendidikan secara sendirinya berhasil mencapai suatu tujuan yang digariskan tanpa interaksi berbagai faktor pendukung yang ada dalam sistem pendidikan tersebut.

Macam-macam prestasi belajar, dalam mengembangkan jenis-jenis prestasi atau hasil belajar ini belum dalam bukunya “The Taxonomy Of Education Obcjectives” yang kemudian dikenal populer dengan teori “Taksonomi Bloom” mengungkapkan ketiga jenis prestasi atau hasil belajar

1.      prestasi kognitif

2.      prestasi afektif dan tiga

3.      prestasi psikomotorik

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum menurut Muhibbin Syah yaitu

1.      faktor internal yakni keadaan kondisi jasmani dan rohani siswa

2.      faktor eksternal yakni kondisi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial

3.      faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

Bab VI : Pendekatan Dan Metode Pembelajaran Pendidikan Islam

Pada bab ini menjelaskan mengenai perbedaan pendekatan metode dan teknik belajar. Dilihat dari pendekatannya pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan yaitu (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student Centered approach) dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher Centered approach). Kemudian metode merupakan sebuah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata, agar tujuan yang telah disusun tersebut tercapai secara optimal. Dengan pengertian ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah diditetapkan. Kemudian yang terakhir teknik pembelajaran memiliki pengertian, cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

Metode pembelajaran adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam mengajarkan materi pembelajaran kepada peserta didik. Selanjutnya kata tepat dan cepat ini yang sering diungkapkan dengan istilah efektif dan efisien. Maka metode pembelajaran dipahami sebagai cara yang paling efektif dan efisien dalam mengajarkan materi pelajaran. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dipahami peresta didik secara sempurna. Sedangkan pengajaran yang efisien adalah pengajaran yang efisiensi pengajaran yang tidak memerlukan waktu dan tenaga yang banyak.

Prinsip-prinsip penggunaan metode pembelajaran tersebut sebagaimana dikatakan Drajat adalah sebagai berikut:

1.    Prinsip individualitas

2.    Prinsip kebebasan

3.    Lingkungan

4.    Globalitas

5.    Pusat-pusat minat

6.    Aktivitas

7.    Motivasi

8.    Korelasi

9.    Konsentrasi

Buku ini juga membahas macam-macam metode pembelajaran seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, simulasi dan proyek. Buku ini membahas beberapa kelebihan dan kelemahan metode.

Bab VII : Media Dan Sumber Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pengertian Media pembelajaran menurut Gagne menyatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Namun ada pendapat yang lebih luas seperti menurut pendapat Gearlach menyatyakan media bukan hanya alat perantara seperti televisi, radio, slide, bahan cetak, akan tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karyawisata, simulasi dan lain sebagainya

Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Sadiman Media memiliki:

1.    Memperjelas sajian agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2.    Mengatasi keterbatasan ruang waktu dan daya Indra seperti objek yang terlalu besar dan bisa digantikan dengan realita gambar, film, bingkai atau model.

3.    Dengan menggunakan media yang tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap positif siswa maka dalam hal ini media pembelajaran dapat berguna:

a.    menimbulkan gairah belajar

b.    memungkinkan adanya Interaksi yang bersifat langsung antara siswa dengan lingkungan

c.    memungkinkan Siswa belajar sendiri sesuai dengan minat dan kemampuannya

Jenis-jenis media pembelajaran ada media visual, media audio dan media audio-visual.

Selain itu guru juga harus memiliki keterampilan dalam memilih media pembelajaran, karena beberapa alasan yaitu:

1.    karena bermaksud mendemonstrasikannya

2.    merasa sudah akrab dengan media tersebut misalnya menggunakan proyektor atau infocus dan transparansi

3.    ingin memberikan gambaran yang lebih jelas dan konkrit

4.    dengan menggunakan media dapat berbuat lebih dari apa yang diinginkannya misalnya untuk menarik minat dan gairah belajar siswa

Berikutnya sumber pembelajaran, menurut para ahli yang dimaksud dengan sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan proses pembelajaran, baik yang bersifat langsung maupun kepentingan yang dapat dipergunakan oleh individu maupun kelompok untuk memudahkan terjadinya proses pembelajaran.

Jenis-jenis sumber pembelajaran dan pemanfaatannya:

1.      sumber belajar berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi

a.       sumber Insani (guru, sastrawan, tokoh masyarakat, tutor sebaya dan sebagainya)

b.      sumber noninsani (buku, majalah, surat kabar, radio, TV, internet dan lain sebagainya)

2.      sumber pembelajaran berdasarkan segi pengembangannya dapat dibedakan menjadi

a.       Learning sources by design, sumber pembelajaran yang dirancang/disengaja dipergunakan untuk keperluan pengajaran yang telah diseleksi.

b.      Learning sources by utilitarian, sumber pembelajaran yang ada di sekeliling sekolah yang dimanfaatkan untuk memudahkan siswa yang sedang belajar/sifatnya insidentil.

Manfaat sumber pembelajaran terdapat 7 menurut Aki Muhtadi, yaitu:

1.    Sumber Pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada peserta didik.

2.    Sumber Pembelajaran dapat mengatasi segala keterbatasan waktu, ruang dan keadaan

3.    Sumber Pembelajaran dapat memberi informasi dengan jelas, teliti dan terbaru.

4.    Sumber Pembelajaran dapat menambah cakrawala pesan pembelajaran di dalam kelas.

5.    Sumber Pembelajaran dapat membantu memecahkan masalah pembelajaran/pendidikan

6.    Sumber Pembelajaran dapat memberi motivasi yang positif.

7.    Sumber Pembelajaran dapat merangsang untuk berpikir bersikap dan berkembang lebih lanjut.

Pemanfaatan teknologi informasi sebagai media dan sumber pembelajaran wardiana dalam Munir mengemukakan bahwa teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan akurat dan tepat waktu. Digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis dan pemerintahan yang merupakan aspek strategi untuk mengambil keputusan.

Fungsi dan manfaat teknologi informasi dan pembelajaran fungsi dan manfaat teknologi informasi dan pembelajaran, untuk:

1.      Meningkatkan keterampilan dan kompetensi.

2.      Menjadi infrastruktur pembelajaran

3.      Menjadi sumber dan bahan belajar

4.      Menjadi alat bantu dan fasilitas pembelajaran

5.      Menjadi pendukung manajemen pembelajaran

6.      Menjadi sistem pendukung keputusan

Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran dapat menjadi suplemen dengan memperkuat model pembelajaran tersebut, melalui pengayaan konten dan pengembangan teknologi pendidikan. Perbedaan pembelajaran e-learning dan pembelajaran konvensional yaitu kelas tradisional. Dalam kelas tradisional ini guru dianggap sebagai orang yang serba tahu yang harus menyampaikan pengetahuan kepada pelajarnya tetapi dalam e-learning fokus utamanya adalah pelajar-pelajar belajar mandiri mereka memerankan peranan penting dalam pembelajaran.

Etika penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran harus memperhatikan berbagai hal karena pengguna ICT sangat beragam dilihat dari usia, ras, jenis kelamin, agama, budaya dan lain sebagainya. Maka sebaiknya pengguna memperhatikan etika yang berlaku pada masyarakat baik etika agama, sosial dan hukum yang disepakati oleh masyarakat.

Bab VIII: Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Pengertian pendidikan agama Islam ialah sebagai upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Alquran dan hadis, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungan dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat sehingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Landasan pelaksanaan pendidikan agama Islam ada 3 yaitu landasan yuridis formal, landasan psikologis, dan landasan religius.

Fungsi dan tujuan pendidikan agama Islam adalah sesuatu yang ingin dicapai setelah melakukan serangkaian proses pendidikan agama Islam di sekolah atau Madrasah. Peran dan fungsi pendidikan agama Islam dalam membangun SDM demikian strategis dalam menciptakan kondisi masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur. Pendidikan Agama Islam membimbing dan memproses sumber daya manusia dengan bimbingan wahyu hingga terbentuk individu-individu yang memiliki kompetensi yang memadai.

Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong membimbing mengembangkan dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif. Pembelajaran ini telah dilaksanakan pada Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Tsanawiyah maupun madrasah Aliyah.

Adapun metode pembelajaran Bahasa Arab yang dijelaskan di buku ini terdapat:

1.      Metode Qawaid Watarjamah

2.      Metode Langsung

3.      Metode Dengar Ucap

4.      Metode Elektrik

Bab IX: Pendekatan Keterampilan Proses

Pengertian pendekatan keterampilan proses menurut para ahli dapat ditari kesimpulan bahwa suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kemampuan peserta didik tentang apa yang  diperolehnya untuk mempelajari materi yang baru dan lebih direkomendasikan pada pengembangan kemampuan mereka untuk mengorganisasikan apa yang telah diperolehnya dalam belajar untuk menghadapi kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Latar belakang pendekatan keterampilan ini dikarenakan pembelajaran dirasa belum memiliki makna yang berarti kepada peserta didik sehingga perlu dicarikan suatu strategi yang menarik. Maka penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran adalah bertujuanagar upaya para ahli untuk mencari alternatif proses pembelajaran yang lebih berhasil guna dan tepat guna atau pembelajaran bermakna.

Berbagai kemampuan yang dikembangkan menurut Usman dan Setiawati dalam implementasi pendekatan keterampilan dalam pembelajaran terdapat beberapa kemampuan yang dikembangkan yakni kemampuan mengamati, mengklarifikasi, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan.

Bab X: Strategi Pembelajaran Kooperatif

Pengertian Pembelajaran Kooperatif adalah usaha yang mengubah perilaku atau mendapatkan pengetahuan dari keterampilan secara gotong-royong berkelompok atau bekerjasama. Pembelajaran kooperatif pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya maka dengan demikian ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif:

1.    adanya peserta dalam kelompok, yakni siswa yang melakukan proses pembelajaran

2.    adanya aturan kelompok yakni segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak (anggota kelompok yang terlibat)

3.    adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, yakni aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya yang telah dimiliki maupun kemampuan baru baik kemampuan dalam aspek sikap, pengetahuan maupun keterampilan

4.    adanya tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam kelompok.

Menurut Calvin paling tidak ada dua alasan mengapa Cooperative Learning ini perlu digunakan dalam pembelajaran:

1.    beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial,  menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri.

2.    Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.

Tujuan dari pembelajaran kooperatif menurut David dan Roger Jhonson adalah dapat menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Hal ini sangat berbeda dengan tujuan pembelajaran konvensional yang menerapkan sistem kompetensi di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Oleh karena itu strategi pembelajaran kooperatif ini dikembangkan untuk mencapai paling tidak 3 tujuan pembelajaran penting yaitu (1) hasil belajar akademik (2) penerimaan terhadap perbedaan individu dan (3) Pengembangan keterampilan sosial.

Kemudian ada karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif. Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya ada 3 yaitu:

1.    pembelajaran dilakukan dalam bentuk tim

2.    pembelajaran didasarkan pada manajemen komparatif

3.    adanya kemauan dan kemampuan untuk bekerjasama

Adapun prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif yaitu:

1.      prinsip saling ketergantungan positif

2.      tanggung jawab perseorangan

3.      Interaksi yang bersifat tatap muka

4.      keterampilan sosial

5.      proses kelompok

Menurut Isjoni mengatakan ada beberapa variasi model yang dapat di diterapkan dalam pembelajaran kooperatif yaitu:

1.    Student Team Achievement Division (STAD)

2.     Jigsaw

3.    Group Investigation

4.    Rotating Trio

5.    Exchange

6.    Group Resume

7.    Number Head Together

8.    Decision Making

Tahapan pembelajaran kooperatif, sebagaimana dikatakan oleh Sanjaya tahapan pembelajaran kooperatif pada umumnya terdiri atas empat tahap yakni:

1.    penjelasan materi

2.    belajar dalam kelompok

3.    penilaian

4.    pengakuan tim

Bab XI: Strategi Pembelajaran Kontekstual

Pengertian strategi pembelajaran kontekstual yaitu rancangan pembelajaran yang dibangun atas dasar asumsi bahwa knowledge is constructed by humane. Atas dasar asumsi tersebut dikembangkan pembelajaran konstruktivis yang membuka peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk memberdayakan diri. Menurut pengertian ini, bahwa cara belajar yang baik adalah siswa mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.

Landasan pembelajaran kontekstual, proses belajar terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan. Belajar bukan peristiwa mekanik seperti ketertarikan stimulus dan respon. Belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi dan kemampuan atau pengalaman. Apa yang tampak pada dasarnya adalah wujud dari adanya dorongan yang berkembeng dalam diri seseorang.

Perbedaan pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran konvensional menurut Wina Sanjaya mencoba mengemukakan 10 pendapat pokok Sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini.

No

Pembelajaran kontekstual

Pembelajaran konvensional

1

menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa yang berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara melengkapkan dan menggali sendiri materi pembelajaran.

siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi (materi pelajaran) secara pasif

2

siswa melalui kegiatan kelompok, seperti kerja kelompok, diskusi saling menerima dan memberi

Siswa lebih banyak belajar individual dengan menerima, mencatat dan menghafal materi pelajaran

3

pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara rill

Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak

4

kemampuan didasarkan atas pengalaman

kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan

5

tujuan akhir pembelajaran adalah kepuasan diri

tujuan akhir pembelajaran adalah nilaiatau angka

6

tindakan atau perilaku dibangun atas dasar kesadaran diri sendiri

tindakan atau perilaku individu berdasarkan Faktor dari luar dirinya

7

Pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu (siswa) selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya oleh karenanya setiap siswa akan berbeda dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya

keadaan tersebut tidak mungkin terjadi karena kebenaran bersifat absolut dan final, oleh karenanya kebenaran dikonstruksi oleh orang lain.

8

siswa bertanggung jawab dalam mengatur dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing

guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran

9

pembelajaran bisa terjadi di mana saja dalam konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas

10

Karena tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan siswa maka pembelajaran diukur dengan berbagai cara, misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya, penampilan, observasi, wawancara dan yang lainnya.

keberhasilan siswa hanya diukur dengan tes

 

Pembelajaran kontekstual bertujuan agar proses pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Melalui pembelajaran kontekstual, siswa melakukan proses belajar dan pengembangan kemampuannya secara mandiri.

Karakteristik pembelajaran kontekstual berdasarkan tujuan pembelajaran kontekstual tersebut menurut Muslich, pembelajaran kontekstual mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1.    learning in real life setting

2.     meaningful learning

3.     learning by doing

4.     learning in a group l

5.    earning to know each other deeply

6.    learning to ask, to inquiry, to work together

7.    learning as enjoy activity

Komponen-komponen pembelajaran kontekstual terdapat 7 macam, yaitu:

1.    konstruktivisme (constructivism)

2.    menemukan (inquiri)

3.    bertanya (questioning)

4.    masyarakat belajar (learning community)

5.    pemodelan (modeling)

6.    Refleksi (Reflection)

7.    penilaian nyata (authentic assessment)

Menurut Elaine B. Johnson terdapat tiga prinsip ilmiah pembelajaran kontekstual yaitu prinsip kesalingketergantungan, prinsip diferensiasi dan prinsip pengaturan diri.

Bab XII: Strategi Pembelajaran Guideed Note Taking Dan PQ4R (review, question, reading, reflect and review)

Pengertian Strategi Pembelajaran Guideed Note Taking adalah salah satu strategi dari 101 strategi yang ditawarkan untuk membuat siswa aktif. Dan selanjutnya strategi ini menjadi bahan pembahasan bagi para ahli pendidikan berikutnya.

Tujuan penerapan guided note taking dalam pembelajaran menurut William L. Heward, dalam tulisannya yang berjudul “Guided Note Improving The Effectiveness Of Your Lecture” tujuan penerapan strategi guided note taking dalam pembelajaran adalah:

1.      siswa menghasilkan catatan materi pelajaran yang akurat dan lengkap (student product complete and accurate notes).

2.      Students’ active engagement with courses contents increases.

3.      students can more easily identify the most important information

4.      students are more likely to have the instructor instructions

5.      students earn higher quiz and exam scores

6.      instruction are more likely to stay on-task with the lecture content and sequence

7.      instructor must prepare the lecture carefully

8.      guided note content can be easily converted into test/exam question

9.      help instructors prioritize and limit lecture content

10.  student like guided not appreciate structure who prepare them

Langkah-langkah strategi guided note taking dalam pembelajaran hendaknya memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

1.      persiapkan sebuah paduan (handout) yang menyimpulkan point-point penting dari materi pelajaran yang akan disampaikan.

2.      kosongkan sebagian dari point-point yang dianggap penting sehingga akan terdapat ruang-ruang kosong dalam paduan (handout) tersebut.

3.      beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:

a.       berikan suatu istilah dengan pengertiannya; kosongkan istilah atau definisinya. Contohnya:

1)      ------------ adalah kitab Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. yang membacanya saja dapat menjadi ibadah.

2)      ------------ adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad baik dari segi ucapan, perbuatan atau ketetapan.

b.      kosongkan beberapa pertanyaan jika poin-poin terdiri dari beberapa pertanyaan, seperti:

1)      ------------------------

2)      berkomunikasi

3)      berhubungan

4)      ------------------------

c.       menghilangkan beberapa kata kunci dari sebuah paragraf, contoh;

Hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad SAW baik dari segi ------------------------ perbuatan maupun ------------------------.

d.      membuatkan bahan ajar yang didalamnya tercantum sub topik dari materi pembelajaran . Beri tempat kosong yang cukup sehingga siswa dapat membuat catatan di dalamnya seperti;

unsur-unsur hadis terdiri dari

1)      Sanad adalah : -----------------------------------------------------

2)      Matan adalah : -----------------------------------------------------

3)      Rawi adalah   : -----------------------------------------------------

e.       bagikan bahan ajar (Handout) kepada siswa. Jelaskan bahwa beberapa poin penting yang sengaja dihilangkan agar siswa tetap berkonsentrasi dan mendengarkan pelajaran yang disampaikan

f.       setelah selesai menyampaikan materi, minta siswa untuk membacakan hasil catatannya

g.       berikan klarifikasi.

 Cara penggunaan guided note taking dalam pembelajaran, William L. Heward dalam salah satu tulisannya yang berjudul “Guided Note Improving The Effectiveness Of Your Lecture” memberikan pedoman penggunaan guide note taking dalam pembelajaran sebagai berikut:

1.    Gunakan PowerPoint/slide atau transparan overhead untuk materi utama. Visual memproyeksi kata kunci, definisi, konsep yang berhubungan dengan materi yang harus ditulis siswa dalam handout dan memastikan mereka mengakses konten-konten yang paling sering brikitis dan meningkatkan pembelajaran.

2.    Tinggalkan “ruang” yang cukup bagi siswa untuk mencatat dengan memberikan 3 sampai dengan empat ruang yang diperlukan untuk mencatat kontent.

3.    Jangan mengharuskan siswa menulis terlalu banyak sehingga menghambat proses pembelajaran

4.    Tingkatkan guided note dengan informasi pendukung, sumberdaya, peluang dan respon tambahan. Pertimbangan memasukkan diagram, ilustrasi, atau foto yang ditandai dengan pernyataan dan konsep yang sangat penting. Selanjutnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk merespon dan menerima umpan balik guru selama proses pembelajaran.

5.    Buatlah guided note yang dapat merangsang siswa untuk mengikuti pembelajaran. Siswa menganggap bahwa guided note yang diberikan oleh guru berisi semua informasi penting yang mereka butuhkan dan mereka berusaha melengkapi guided note tersebut.

Strategi pembelajaran PQ4R dalam pembelajaran, pengertian PQ4R sebenarnya adalah singkatan dari kata preview, question, reading, reflect, resite, dan review. Strategi PQ4R adalah merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi yang digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku strategi ini dicetuskan oleh Thomas dan Robinson yang didasarkan dengan pada strategi PQRST dan strategi SQ3R Francis Robinson. Tahun 1941.

Terdapat empat alasan pokok yang mendasari penerapan strategi PQ4R dalam pembelajaran sebagai upaya para ahli pendidikan untuk mencari alternatif proses belajar yang lebih berhasil guna, yaitu:

1.      perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin cepat

2.      hasil penemuan para ahli psikologi yang mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran akan lebih efektif apabila dilengkapi dengan contoh-contoh yang lebih konkrit

3.      hasil penemuan ilmiah tidak bersifat mutlak

4.      proses pembelajaran hendaknya menyeluruh tidak saja mencakup pengembangan konsep, akan tetapi harus mengembangkan nilai dan sikap dalam diri anak didik.

Beberapa tujuan yang diterapkannya strategi PQ4R dalam pembelajaran secara rinci ialah sebagai berikut:

1.    memberikan motivasi belajar kepada siswa

2.    untuk lebih memberikan konsep pengertian dan fakta yang telah dipelajari oleh siswa

3.    untuk mengembangkan pengetahuan teori dalam kenyataan hidup di masyarakat

4.    sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup di masyarakat

5.    mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab dan rasa kesetiakawanan sosial dalam menghadapi pelbagai persoalan kehidupan.

Langkah-langkah pelaksanaan strategi PQ4R dalam pembelajaran ada 3 yaitu review, question dan reflect.


E. Penutup

Buku Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ini di tulis oleh Heri Gunawan, beliau adalah pria kelahiran Desa Mandala Kecamatan Cigugur Kabupaten Ciamis tanggal 5 April 1980. 

Kelebihan buku ini mencakup kurikulum dan implementasinya terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam beserta penjelasannya yang mendetail dan mencakupi dengan berbagai macam pendapat dari para ahli. Buku ini sangat berguna sebagai referensi untuk pembahasan kurikulum bagi mahasiswa/mahasiswi yang memiliki jurusan yang berhubungan dengan perguruan. Pada pembahasan point diatas merupakan sebagian gambaran kecil dari rangkuman reviewer, dengan penjelasan ini bisa diambil kesimpulan bahwa buku ini memang sangat mendetail dalam masalah pembahasan kurikulum bahkan sampai aspek psikologi.

 Kekurangan pada buku ini adalah terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan dan dan terdapat 4 halaman kosong di dalam buku ini sehingga reviewer harus melewati 4 halaman tersebut. Selain itu buku ini melum memasukkan pembahasan K13.

Banyak ilmu yang reviewer dapatkan dari buku "Kurikulum dan Pendidikan Agama Islam" ini, dan reviewer harap review ini berguna juga bagi para pembaca lainnya. terimakasih.



 

Komentar

Posting Komentar